Selasa, 29 Mei 2012

LIBRARY 2.0

A. Pengertian
Libray 2.0 adalah aplikasi teknologi berbasis web  yang interaktif, kolaboratif, dan multi media yang menjadikan perpustakaan mempunyai layanan dan koleksi berbasis web sehingga memudahkan semua pengguna untuk saling berinteraksi baik dengan petugas perpustakaan atau sesama pengguna.
Sarah Houghton mendefinisikan L 2.0 sebagai berikut: "Library 2.0 simply means making your library's space (virtual and physical) more interactive, collaborative, and driven by community needs. Examples of where to start include blogs, gaming nights for teens, and collaborative photo sites. The basic drive is to get people back into the library by making the library relevant to what they want and need in their daily lives ... to make the library a destination and not an afterthought."


B. Sejarah Library 2.0 berawal dari Web 2.0
Pada tahun 2004 dalam sebuah konferensi bertajuk Web 2.0 yang diprakarsai oleh Tim O'Reilly dan MediaLive International munculah pendapat bahwa sesuatu yang baru akan muncul. Dan inilah yang terjadi, munculnya konsep Web 2.0 meski masih memiliki  banyak ragam interpretasi. Selanjutnya tahun 2005, pada pertemuan yang dipimpin Tim O’Reilly mereka mencoba mendefinisikan ulang Web 2.0. Batasan tentang Web 2.0 yang muncul adalah sederet kriteria berikut :
a. web 2.0 menggunakan jaringan sebagai landasan kerja yang menjangkau semua peralatan terkoneksi;
b. penerapan web 2.0 memanfaatkan keunggulan intrinsik landasan kerja tersebut;
c. menyediakan peranti lunak yang secara kontinyu diperbaiki karena semakin banyak pengguna yang berpartisipasi dalam upaya itu;
d. memakai dan memadukan data dari beragam sumber termasuk dari setiap individu pemakai;
e. menyediakan data dan jasa dalam format yang memungkinkan dipadukan oleh pihak lain;
f. menciptakan keunggulan jaringan dengan memakai arsitektur yang cocok untuk partisipasi banyak  pihak;
g. melebihi kemampuan Web 1.0 karena diperkaya oleh pengalaman

Masih di tahun yang sama, yaitu tahun 2005, akhirnya tercetuslah “Library 2.0”. Adalah Michael Casey yang mencetuskan istilah Library 2.0 untuk pertama kalinya dalam blognya yang bernama Library Crunch. Dikatakannya bahwa perpustakaan pada umumnya, terutama perpustakaan khusus dapat memanfaatkan berbagai kelebihan Web 2.0. Hingga saat ini, library 2.0 atau library 2.0 masih terus dikembangkan. 

C. Bentuk-bentuk aplikatif web 2.0
  • Photo/music/file sharing (Flickr)
  • Blog (wordpress, bloger).
  • Wiki (wikipedia).
  • Media Streaming (Youtube).
  • Jejaring Sosial (Facebook, Twitter, Friendster).
  • Sinkronisasi Pesan (Yahoo Messenger).
  • Community book service (Librarything) 


D. Konsep Library 2.0
  • Terpusat pada pengguna.
  • Ketersediaan layanan multimedia.
  • Kaya secara sosial.
  • Inovatif secara bersama-sama (pustakawan dan pemustaka
E. terpusat pada pengguna
                Pengguna memiliki peran penting dalam pengelolaan perpustakaan, dengan kata lain pengguna bukan hanya menjadi objek layanan tetapi juga sebagai subyek layanan. Hal itu terbukti dengan adanya web atau sistem informasi perpustakaan yang memberikan fasilitas mengunggah koleksi yang dimiliki pengguna perpustakaan melalui OPAC. OPAC (Online Publick Access Catalog) adalah alat bantu penelusuran yang berisikan cantuman bibliografi dari koleksi satu atau beberapa perpustakaan, disimpan pada magnetic disk atau media rekam lainnya, dan dibuat tersedia secara online kepada pengguna. Selain sebagai alat bantu penelusuran, OPAC dapat juga digunakan sebagai sarana untuk memeriksa status suatu bahan pustaka.
F. Ketersediaan layanan multimedia
                Berupa benyediaan  koleksi audio dan video yang dimiliki perpustakaan dengan menggunakan media streaming. Ada beberapa sistem informasi perpustakaan berbasis web yang menyediakan fasilitas media streaming, salah duanya yaitu IBRA untuk aplikasi komersil dan Senayan untuk aplikasi berbasis free open source software. Bahkan perpustakaan juga dapat menggunakan CMS Joomla dan menggunakan media streaming.
G. Kaya secara sosial.
                Terkait dengan kekayaan sosial yang dapat terwujud dengan pembuatan blog tau wiki serta fasilitas chatting antara pengelola perpustakaan atau disebut pustakawan dengan pengguna.

H. Perpustakaan yang sudah menggunakan Konsep Lib. 2.0
Banyak perpustakaan yang sudah merambah masuk kedalam konsep ini, akan tetapi kebanyakan dari mereka menggunakan fasilitas jejaring sosial seperti facebook dan twetter untuk menerapkan konsep ini. 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar